Puisi merupakan tumpahan perasaan dan hati manusia. Dicurahkannya segala duka lara dalam bait suci kertas putih. Berikut adalah puisi yang dibuat oleh siswa SMAN 2 Cimahi:
Angin memaksa masuk tanpa permisi
Terlalu sepi untuk kunikmati saat ini
Namun ia begitu manja di pelukanku
Pukul enam lewat lima, dirimu yang ringkih tertatih-tatih berlalu begitu saja..
Tiada ruang untuk kau singgahi lagi.
Cukup.
Entahlah,
Mungkin Sang Surya tak kunjung mendapatkan balasan dari Sang Bulan yang selalu saja menghindar sejak terakhir kali ia menampakkan purnama nya.
Awan yang selama ini mengamati–secara diam diam dari balik gunung di timur itu kini mulai membawa berita baik.
Namun,
Siapa yang akan menduga, jika Sang Surya lah yang menjadi alasan Sang Bulan tetap bersinar di bantara gelapnya malam.
Begitu kata Awan, seraya pergi perlahan meninggalkan Sang Surya.
Ia lalu menghilang tertiup angin muson barat hingga tak meninggalkan jejak.
Awan lah yang selama ini menjadi pemeran utamanya,
Tidakkah demikian?
- Hujan (Sarah Fahdah)
Aku suka Bandung saat hujan
Orang-orang di dalam gedung
Kendaraan juga malas keluar
Orang-orang di dalam gedung
Kendaraan juga malas keluar
Aku suka Bandung saat hujan
Dengan kamu di dalam gedung
Sampai malas untuk keluar
Dengan kamu di dalam gedung
Sampai malas untuk keluar
Aku suka Bandung saat hujan
Dengan kamu di sebelahku
Sampai lupa hujan sudah reda
Dengan kamu di sebelahku
Sampai lupa hujan sudah reda
- Senja Terlalu Manja Bagiku (Helfrida Mahendra Putri-X IPA 4)
Senja Terlalu Manja Bagiku
Besok, masih ada kamu di hatiku
Lusa, dua minggu lagi, mungkin satu tahun kemudian, kamu tetap harus di hatiku
Lusa, dua minggu lagi, mungkin satu tahun kemudian, kamu tetap harus di hatiku
Di ambang sore, di pelupuk lembayung yang kian meracau, diriku gamang.
Angin memaksa masuk tanpa permisi
Terlalu sepi untuk kunikmati saat ini
Namun ia begitu manja di pelukanku
Pukul enam lewat lima, dirimu yang ringkih tertatih-tatih berlalu begitu saja..
Tiada ruang untuk kau singgahi lagi.
Cukup.
Senja, apa kau tahu?
Ia begitu indah
Maka apa yang kau tunggu?
Oh aku tahu, aku lah yang sekarang sedang menunggunya, bukan?
Ia begitu indah
Maka apa yang kau tunggu?
Oh aku tahu, aku lah yang sekarang sedang menunggunya, bukan?
- Siang, Sore dan Malam (Alya Nisrina-X IPA 7)
Entahlah,
Mungkin Sang Surya tak kunjung mendapatkan balasan dari Sang Bulan yang selalu saja menghindar sejak terakhir kali ia menampakkan purnama nya.
Awan yang selama ini mengamati–secara diam diam dari balik gunung di timur itu kini mulai membawa berita baik.
Namun,
Siapa yang akan menduga, jika Sang Surya lah yang menjadi alasan Sang Bulan tetap bersinar di bantara gelapnya malam.
Begitu kata Awan, seraya pergi perlahan meninggalkan Sang Surya.
Ia lalu menghilang tertiup angin muson barat hingga tak meninggalkan jejak.
Awan lah yang selama ini menjadi pemeran utamanya,
Tidakkah demikian?
- Tiga Tahun (Fitriana Nur Shabrina)
Masih segar di ingatanku
Bagaimana kita tiga tahun yang lalu
Dulu kita sangat dekat
Layaknya sepasang kekasih
Namun bukan sepasang kekasih
Kata orang tua,
Itu namanya cinta monyet
Padahal sudah jelas kalau kita ini manusia
Sepasang
anak manusia
Yang
belum jelas siapa yang suka
dan siapa
yang tidak
Bisa jadi
keduanya saling suka
Bisa jadi
hanya salah satunya yang suka
Bisa jadi
malah keduanya saling tak suka
Tapi aku yakin
Suatu hari nanti penantian ini akan terbalas
Oleh jawaban pasti darimu
Aku tahu, ini sudah tiga tahun sejak kita
bertemu
Tiga tahun yang menjungkirbalikkan hatiku
Tiga tahun yang meremukkan dan menyembuhkan
hatiku
Tiga tahun yang sempat membuatku terpuruk
Orang-orang bilang padaku
Seharusnya aku sudah tak mampu berdiri
Namun aku masih bertahan di sini
Mendapat dorongan tak terlihat entah darimana
Dan setia menunggu hal pasti yang masih belum
pasti
Belum pasti karena belum datang padaku
Hei kamu!
Iya, kamu
Kamu yang
telah menemaniku
Selama tiga
tahun ini
Meskipun
tak selalu berdekatan
Terima
kasih banyak
Telah
mengizinkanku
Mengagumimu
dalam diam
Menyukaimu
dalam diam
Dan menunggumu
dalam diam
Teruntuk kamu yang merasa
Yang merasa sebagai yang di tuju
Dari si pengirim puisi ini
Terima kasih banyak
Atas tiga tahun yang menyenangkan
Dan menyakitkan ini
Meskipun hatiku retak karenamu,
Aku baik-baik saja
Sekali lagi,
Terima kasih banyak
- Antara Bandung-Surabaya (Nofiana Rista Wijayanti XI IPA 1)
Sepi hening di tengah keramaian kota
Bandung
Menatap hari tanpa adanya dedaunan
Tak satupun serpian daun menerawang
Menutupi diri dalam kesendirian
Sudah
tiba saatnya membuka lembaran langit
Membuka
dan membaca halaman buku yang terlipat
Laksana
rindu, engkau menari bersama hujan
Arjunaku
untuk meniti waktu mencari nada sehati
Arjunaku
berlari untuk meniti angin yang menghantar
Sulit
ku mengartikan rasa ini
Padahal
telah terlihat jelas dimataku
Terbesit
selalu bayangan wajamu
Terbias
cinta dan kasih seputih kertas
Kau hadir membawa warna baru
Kau obati lukaku tentang masa lalu
Kau mampu mengubah kehidupanku
Jauh lebih baik dari kehidupan yang lalu
Apakah ini arti
cinta...
Yang membuat
seseorang ingin mengetahuinya
Yang memberi
kehidupan baru didalamnya
Bagaikan
air laut yang mengisi sebagian dari isi bumi
Cinta
tak mampu diungkapkan dengan kata-kata
Mendengar
apa yang dikatakan
Mengerti
apa yang tidak dijelaskan
Yang
hanya terhanyut dalam nada-nada melodi dan syahdu
Terlalu lama ku pendam
Semua rasa yang kumiliki padamu
Sayang, kau dan aku harus terpisah jarak
Antara Bandung dan Surabaya
Yang menjadi kota penghubung jembatan
kasih
Seketika
rindu merajam
Meluruhkan
hati yang tak tertahankan
Hasratku
ingin berjumpa pada dirinya
Yang menabur
mimpi menuai harapan
Berharap kau
jadi milikku selamanya
Aku di Bandung dan kau di Surabaya
Saat kau harus kembali bertugas ke kota
Pahlawan
Aku disini selalu merindumu
Meratap langit bertapakan
kesendirian
Di
kota Bandung Lautan Api
Aku hanya ditemani oleh secarik foto
gagah dirimu
Berpakaian militer dan membawa senjata
Yang selalu ku bawa dan menemaniku
sehari-hari
Antara jarak kau dan aku
Antara Bandung dan Surabaya
Komentar
Posting Komentar